Mengembangkan silika fungsional untuk penangkap karbon Hendrix berhasil meraih doktor teknik kimia

Hari ini (Senin, 29 Januari 2024) Hendrix Abdul Ajiz melalui sidang yudisium fakultas dinyatakan lulus doktor ke-90 Departemen Teknik Kimia ITS dengan predikat Cum Laude. Rapat dipimpin oleh Wakil Komisi Pertimbangan Fakultas (KPF) Dr. Ir. Susianto, DEA dengan peserta rapat terdiri dari Prof. Heru Setyawan (Promotor), Dr. Widiyastuti (Ko-promotor), Prof. Sugeng Winardi (Penguji), Dr. Suci Madhania (Penguji), Dr. Tantular Nurtono (Penguji) dan Dr. Srie Muljani (Penguji; UPN Veteran Jatim) dengan disaksikan oleh Kaprodi Pascasarjana Teknik Kimia ITS, Firman Kurniawansyah, Ph.D.

Hendrix dinyatakan lulus setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul: Sintesis material fungsional berbasis silika dan aplikasinya, di hadapan Tim Penguji pada pagi harinya. Dalam disertasinya Hendrix mengusulkan metode untuk mengontrol morfologi partikel silika (SiO₂) yang dibuat dari sodium silikat menggunakan metoda pengeringan semprot dengan menambahkan surfaktan sodium lauril sulfat (SLS) sebagai templat (Periodica Polytechnica Chemical Engineering, 2023). Silika yang dihasilkan dengan metode tersebut memiliki luas permukaan yang besar dan memiliki kapasitas tinggi dalam menyerap zat pewarna.

Selain itu, dengan metode pengeringan semprot dan templat SLS, Hendrix mengkompositkan SiO₂ dengan ZnO untuk aplikasi bahan fotoluminesensi. Silika berfungsi sebagai pelindung untuk menstabilkan ZnO yang cenderung membentuk agregat ketika berada sendirian (Adv. Powder Technol., 2023). Komposit SiO₂/ZnO terbukti mampu memperkuat intensitas emisi tanpa menyebabkan pergeseran puncak emisi ketika dieksitasi pada panjang gelombang yang sama. Komposit ini mempunyai potensi aplikasi untuk lampu LED.

Ketika dikompositkan dengan selulosa, partikel SiO₂/selulosa mampu berperan sebagai adsorben untuk CO₂. Kapasitas adsorpsi meningkat dengan bertambahnya tekanan dan nilainya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan partikel silika tercangkok amina yang biasa dipakai sebagai adsorben CO₂. Penelitian ini membuka peluang baru untuk menciptakan adsorben dari bahan biomassa selulosa yang tersedia dalam jumlah melimpah sebagai limbah.