Salah satu isu yang menjadi perhatian dalam simposium ini adalah artificial intelegent (AI). Beberapa pembicara plenary lecture menekankan pentingnya AI dalam pembuatan keputusan, baik secara umum arah pembangunan berkelanjutan maupun dalam pemodelan dan simulasi yang terkait dengan teknologi partikel. Dalam pemodelan dan simulasi, AI memainkan peran penting terutama dalam penentuan kondisi batas. Hampir semua pemodelan teknologi partikel yang melibatkan hubungan antara gerak partikel dan fluida membutuhkan kondisi batas yang akurat yang biasanya diturunkan secara empiris. Cara ini membutuhkan persamaan khusus untuk setiap kondisi yang berbeda, yang variasinya sangat banyak. AI dalam hal ini membantu mempercepat pencarian kondisi batas yang tepat untuk suatu kasus tertentu. Pendekatan gabungan AI dan computational fluid dynamics (CFD) mampu mengurangi waktu iterasi secara signifikan, dari orde beberapa minggu menjadi hanya beberapa hari.



Penurunan emisi karbon untuk mencapai target emisi bersih nol pada tahun 2050 juga banyak menjadi perhatian. Salah satu contoh adalah dalam memproduksi hidrogen dengan gasifikasi batu bara. Teknologi yang ada sekarang yang menggunakan steam reforming hanya mampu memproduksi hidrogen dengan efisiensi sekitar 60% dengan emisi CO2 sebesar 1,35 Nm3/kg batu bara. Salah satu pembicara mengusulkan menggunakan air superkritis sehingga suhu gasifikasi menjadi lebih rendah (650oC vs. 1000oC) dan mampu menghasilkan CO2 murni untuk pemanfaatan langsung dengan efisiensi 85%.



Bidang pertambangan dan mineral juga mendapat perhatian besar untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Beberapa sistem pemisahan energi rendah diusulkan. Salah satunya adalah dengan konsep reflux classifier system untuk memisahkan biji besi dari gangue. Metoda pemisahan yang umum saat ini adalah froth floatation yang membutuhkan bahan kimia untuk membuat buih, energi pengadukan yang besar dan air dalam jumlah yang sangat besar.



Industri nol bersih pada tahun 2050 akan sangat berbeda dengan praktik saat ini, baik dari sisi kebijakan, rantai pasok, masyarakat, pasar, sertifikasi dan tempat kerja. Sumber energi baru, peningkatan sirkularitas dan proses lebih maju akan lebih mendominasi. Dalam bidang pemrosesan mineral, proses benefiasi menjadi tantangan utama, misal untuk pengolahan biji besi dan bauksit. Teknologi utama saat ini untuk mendapatkan logam kualitas tinggi adalah dengan proses smelter dimana logam dalam bentuk oksida (besi oksida, alumina) dilebur dan direduksi pada suhu tinggi yang membutuhkan konsumsi listrik sangat besar dan bahan pereduksi, umumnya karbon (grafit, dsb). Sirkulasi CO2 melalui teknologi CCUS mungkin bisa menjadi solusi untuk memproduksi logam dengan emisi karbon nol. Pemakaian bahan pereduksi hidrogen juga bisa menjadi alternatif meskipun saat ini TKT nya masih rendah dan belum terbukti proposisi nilainya.
(hs)


Leave a comment