Categories
Articles

Peer review dan jurnal ilmiah

Oleh: Heru Setyawan

mjlh

Headline tabloid nasional seringkali diberi judul yang sensasional, mis.: “Kaki Lebih Indah dalam 14 Hari”, “Ini Loh Restoran Favorit Para Idol K-Pop untuk Kencan”, dsb., untuk menarik pembaca. Tabloid seperti Nyata, Nova dan Bintang menjual berita yang sensasional untuk menarik pembaca, dan sebagian besar pembaca hanya percaya sebagian dari apa yang ditulis. Orang yang lebih tertarik dengan berita daripada gosip dapat membeli publikasi seperti Republika, IntisariJakarta Post, atau Kompas. Koran atau majalah tersebut memberikan informasi tentang berita dan peristiwa terkini, yang mungkin juga termasuk kemajuan sains terkini. Tetapi dimana orang memperoleh informasi ilmiahnya? Majalah berita menggaji orang untuk membaca jurnal spesial dimana ilmuwan mempublikasikan temuan risetnya. Jurnal ilmiah dapat memberikan informasi terpercaya karena adanya proses yang disebut “peer review”, dimana ilmuwan lain (peer/mitra bestari) mengevaluasi nilai dan kredibilitas riset sebelum mengijinkannya muncul dalam media cetak.

Peer review dilakukan oleh ilmuwan yang tidak terlibat secara langsung dengan riset yang sedang dievaluasi. Faktanya, mitra bestari sering pesaing ilmiah. Untuk menghilangkan penyimpangan dari proses review, sebagian besar manuskrip (artikel sebelum publikasi) dipertimbangkan secara independent oleh dua atau tiga mitra bestari. Mitra bestari mempertimbangkan keabsahan pendekatan, pentingnya dan originalitas temuan, ketertarikan dan keterkinian terhadap masyarakat ilmiah, dan kejelasan penulisan. Mitra bestari dapat memberikan umpan balik pada manuskrip yang mereka baca. Editor jurnal mengandalkan umpan balik peer- review untuk menuntun keputusan publikasinya, dan penulis menggunakan komentar mitra bestari untuk memperbaiki tulisan pada manuskripnya dan percobaan didalamnya. Editor jurnal kadang-kadang harus menyelesaikan isu terkait dengan konflik kepentingan antar mitra bestari; identitas mitra bestari umumnya tidak diungkap kepada penulis manuskrip. Aturan terakhir ini dimaksudkan untuk membebaskan mitra bestari dari tekanan sosial, yang mengijinkan mereka mempertimbangkan hanya berdasarkan kualitas sains didepannya.

Mitra bestari diharapkan menjaga informasi dalam manuskrip konfidensial sampai publikasi. Manuskrip umumnya mengalami beberapa putaran revisi oleh penulis sebelum dikirim ke jurnal untuk peer review. Jurnal bervariasi dalam selektivitas dan fokusnya. Sebagai contoh, jurnal Advanced Powder Technology mempublikasikan artikel berbagai bidang tetapi dipersyaratkan ada diskusi tentang powder dan partikel didalam artikel; jurnal Asia-Pacific Journal of Chemical Engineering mempublikasikan artikel yang terkait dengan teknik kimia dan bidang-bidang spesialisasinya. Sebagai akibatnya, manuskrip umumnya pertama kali dikirim ke jurnal yang banyak dibaca yang mungkin untuk mempublikasian hasil risetnya. Jika jurnal tersebut menolak untuk mempublikasi manuskrip tersebut, manuskrip dapat dikirim ke jurnal lain untuk dipertimbangkan.

Sistem peer review menjamin informasi yang disampaikan dalam jurnal ilmiah lebih kredibel. Meskipun upaya terbaik telah dilakukan oleh mitra bestari, tetap saja ada penyimpangan ilmiah dan data yang tidak benar atau tidak dapat dipertanggung jawabkan. Sebagai contoh, dua puluh lima paper yang dipublikasi oleh Jan Hendrick Schon antara tahun 2000 dan 2003 dipertanyakan karena data dari percobaan kunci yang berhubungan dengan superkonduktivitas tidak didokumentasikan dengan baik dan beberapa sampel kontrol tidak dilaporkan dengan tepat. Paling tidak enam belas dari paper tersebut telah dideklarasi palsu, dan jurnal Science telah menarik delapan dari paper Schon. Masyarakat ilmiah juga telah ternoda dengan kasus penipuan dan pemalsuan. Sebagai contoh, pada tahun 1947 William T. Summerlin menggunakan pena berujung bulu untuk mengubah warna bulu beberapa tikus dalam upayanya untuk meyakinkan metornya bahwa ia telah berhasil mencangkok kulit antara strain tikus yang berbeda.

Kasus penyimpangan ilmiah jarang tetapi penting karena publisitas yang mereka terima begitu mereka ditemukan, mengikis kepercayaan masyarakat dalam sistem peer review dan sains itu sendiri. Salah satu landasan ilmiah adalah bahwa temuan ilmiah harus dapat direproduksi dan didokumentasikan dengan baik. Banyak contoh penyimpangan ilmiah telah dipaparkan ketika ilmuwan lain tidak mampu mereproduksi data yang dilaporkan. Sebagai contoh, pada tahun 1989 Stanley dan Martin Fleichmann mengumumkan kepada dunia bahwa mereka telah menemukan “cold fusion“, sumber energi yang mungkin tak terbatas. Ketika ilmuwan lain tidak mampu mengulangi pekerjaan tersebut, temuan tersebut tidak lagi dipercaya. Untuk menjaga hal-hal seperti diatas tidak terjadi, artikel ilmiah memasukkan uraian rinci protokol percobaan yang memungkinkan ilmuwan lain mengulangi percobaan.

Advertisement

By Lab Elkimkor

We belong to the Department of Chemical Engineering, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s