Categories
Articles

Kajian pustaka dan menuliskannya dalam makalah ilmiah

Oleh: Heru Setyawan

Seperti telah diuraikan sebelumnya, tujuan dari sebuah makalah ilmiah adalah untuk menjelaskan mengapa penelitian dilakukan, bagaimana melakukannya, apa yang ditemukan, dan apa makna temuan tersebut (disini). Jawaban dari pertanyaan pertama umumnya diuraikan dalam bagian Pendahuluan (Introduction). Pendahuluan harus memberikan informasi tentang: (i) posisi penelitian dalam konteks penelitian sebelumnya yang dilakukan peneliti lain, (ii) menjelaskan alasan dilakukannya penelitian, (iii) menjelaskan metoda yang digunakan dalam penelitian, dan (iv) memberikan indikasi kesimpulan yang akan diambil dari hasil dalam Diskusi pada akhir makalah. Akan tetapi, penulisan Pendahuluan yang terlalu panjang harus dihindari. Pendahuluan dalam makalah ilmiah tidak dimaksudkan untuk menunjukkan kedalaman dan keluasan pengetahuan penulis dalam bidangnya. Tujuan Pendahuluan lebih kepada memberikan arah kepada pembaca, terutama yang sebidang atau yang kenal baik dengan bidang yang diteliti, untuk mengikuti rangkaian pikiran, percobaan dan kesimpulan yang diambil dari penelitian penulis (disini).

Pengetahuan baru dalam penelitian hanya dapat diinterpretasikan dalam konteks dari apa yang sudah diketahui. Tidak mungkin pengetahuan baru muncul tanpa dasar pengetahuan lama yang sudah ada. Uraian kemajuan terkini dalam bidang ilmu yang menjadi dasar dari sebuah penelitian akan mengacu pada makalah penelitian orang lain. Pengetahuan baru bisa memiliki interpretasi yang jauh berbeda, tergantung pada latar belakang peneliti. Oleh sebab itu, seperti diuraikan sebelumnya (disini), “kebenaran” ilmiah bisa berubah dengan waktu sehingga hasil penelitian yang dapat diulangi adalah hal terbaik yang berlaku bagi kebenaran ilmiah. Pengetahuan yang sudah ada dibutuhkan untuk mengungkap kasus, ada masalah dalam kasus tersebut, dan masalah itu penting. Jadi, pengetahuan baru yang akan diungkap menjadi tantangan yang sangat sulit tanpa dasar yang kuat yang hanya bisa diyakinkan dengan banyaknya referensi pada literatur.

Sering, tetapi tidak selalu, buku teks menyediakan pengetahuan lebih lama yang sudah mapan dan makalah penelitian menyediakan penelitian yang lebih baru. Buku teks biasanya tidak terlalu sulit karena buku teks ditulis untuk tujuan pembelajaran. Jadi pada umumnya buku teks ditulis secara berurutan dan runut mulai dari dasar dan terus berlanjut untuk membawa pembaca memahami topik yang dibahas. Sebaliknya, makalah penelitian ditulis untuk peneliti lain di luar ujung pengetahuan yang sudah ada dan dengan asumsi bahwa pembaca telah banyak mengetahui bidang tersebut. Jadi, mencari pustaka yang tepat untuk dibaca agar bisa membangun dasar pengetahuan yang dibutuhkan tidaklah mudah.

Hasil kajian pustaka yang dilakukan harus bisa digunakan untuk menjelaskan bagaimana penelitian dibangun di atas penelitian lainnya dalam Pendahuluan sebuah makalah ilmiah. Selain itu, manfaat penelitian harus diungkapkan dengan baik untuk memudahkan pembaca memahami mengapa penelitian ini dilakukan. Untuk itulah dibutuhkan survei pustaka yang baik dan komprehensif sehingga pertanyaan penelitian mampu dijawab dengan meyakinkan. Kajian pustaka yang efektif menjamin dasar yang kokoh untuk kemajuan pengetahuan, menfasilitasi pertumbuhan teori, mengurangi duplikasi, dan membuka jalan baru untuk penelitian berikutnya.

Survei pustaka yang baik dapat dicirikan oleh dua hal berikut: (i) mengidentifikasi topik utama dan subtopik atau konsep yang relevan, dan (ii) menempatkan sitasi yang relevan. Kedua hal itu yang kemudian harus dapat diuraikan dengan baik dalam Pendahuluan untuk menjawab pertanyaan atau masalah penelitian (disini). Akan tetapi perlu diingat bahwa Pendahuluan bukanlah tempat untuk bercerita sejarah lengkap bidang yang sedang dikaji dan tidak perlu setiap makalah yang ditulis dalam bidang ini disitasi. Hanya kemajuan yang relevan sajalah yang perlu didokumentasikan tanpa mengambil terlalu banyak ruang. Perlu disadari bahwa penelaah sejawat dari makalah yang dikirim adalah peneliti dalam bidang yang sama.

Dari uraian di atas terlihat bahwa tujuan dari survei pustaka adalah untuk menunjukkan sesuatu yang baru melalui identifikasi isu yang belum terselesaikan, menentukan masalah dalam perancangan model atau percobaan, dan menyajikan ide baru dan rekomendasi. Semua itu harus diuraikan dengan jelas di Pendahuluan. Ada kalanya hasil baru yang ditemukan diluar rencana awal ketika penelitian akan dikerjakan, bukan hasil percobaan yang dilakukan untuk menguji hipotesa. Untuk kedua kasus, dasar percobaan tetap ditulis dalam Pendahuluan. Kemudian, untuk hasil yang ditemukan secara kebetulan, apa yang semula diharapkan untuk ditemukan tidak perlu diuraikan secara mendalam tetapi lebih baik memaparkan latar belakang dan menempatkan hasil yang tidak diharapkan ini dalam konteks yang tepat.

Photo by Janko Ferlic on Pexels.com

Tampak jelas bahwa membaca makalah ilmiah berbeda dengan membaca buku pelajaran, majalah populer, novel atau koran. Membaca makalah ilmiah harus dilakukan secara kritis. Apalagi pustaka yang akan disitasi. Hal ini bertujuan agar pustaka tersebut benar-benar sesuai dengan penelitian yang dimaksudkan. Mengandalkan artikel dengan penelaahan sejawat yang dipublikasikan di jurnal ilmiah dan paten yang sudah disetujui dapat menghemat banyak waktu untuk tujuan ini. Kriteria berikut ini barangkali dapat membantu dalam mengevaluasi informasi yang sedang diteliti:

  • Otoritas: Bagaimana kualifikasi penulis dan afiliasinya? Siapa yang mempublikasikan?
  • Keakuratan: Berdasarkan pada apa yang sudah diketahui tentang topik tersebut dan dari sumber bacaan lain, apakah informasi itu kredibel? Apakah penulis mensitasi sumber lain dalam daftar pustaka atau bibliografi untuk mendukung informasi yang disajikan?
  • Ruang lingkup: Apakah sumber berada pada tingkat penelitian yang sesuai?

Saat ini ada banyak basis data bibliografi yang tersedia yang dapat dipakai untuk mencari sumber informasi, antara lain Web of Science (WoS), Scopus, Google dan Google Scholar, dll. Web of Science (sebelumnya dikenal sebaga ISI atau Thomson-Reuters) meliputi banyak basis data dan alat khusus. Laman ini merupakan mesin pencari yang baik untuk karya ilmiah yang memerlukan lisensi institusi. Begitu juga dengan Scopus, yang memiliki banyak basis data dan memerlukan lisensi tetapi disediakan versi terbatas gratis. Mesin pencari mengizinkan peneliti mencari topik khusus yang diinginkan (judul, penulis, topik, alamat, dll.). Google barangkali tempat yang tepat untuk memulai pencarian. Google dapat membantu sumber informasi gratis seperti laporan dari pemerintah, organisasi, perusahaan, dan lain-lain. Kelemahannya adalah mesin akan mencari semua yang ada di Internet. Fungsi pencarian dan opsi penyaringan sangat terbatas.

Bagi peneliti aktif sangat penting untuk selalu mengikuti perkembangan terkini kemajuan penelitian dalam bidangnya. Menemukan artikel yang tepat untuk dibaca sangatlah sulit. Literatur dimana pengetahuan diarsipkan sangat terfragmentasi dan tersebar dimana-mana dalam potongan-potongan kecil. Sangat jarang ditemukan pengetahuan yang diinginkan terkumpul menjadi satu tempat. Oleh sebab itu, cara yang paling mudah untuk mengikuti perkembangan terkini adalah dengan pertama kali membaca artikel/makalah yang jenisnya makalah review (disini). Setelah itu baru mencari dan membaca makalah penelitian orisinil yang ada dalam daftar pustaka untuk mengetahui detailnya dan mengembangkannya.

Setelah mendapatkan banyak makalah yang mungkin sesuai dengan topik yang dicari dari mesin pencari, langkah selanjutnya adalah membaca makalah-makalah tersebut. Membaca makalah penelitian merupakan proses kritis. Artinya, ketika membaca tidak boleh berasumsi telebih dahulu bahwa hasil atau argumentasi yang dilaporkan sudah lengkap dan semuanya benar. Kecurigaan dan memberikan pertanyaan yang tepat merupakan sesuatu yang baik dalam membaca makalah ilmiah. Jika dari awal sudah berasumsi bahwa apa yang dilaporkan itu lengkap dan semuanya benar, tidak ada lagi celah yang tersisa untuk menemukan ide baru yang mendorong untuk melakukan penelitian. Selesai sudah! Semua sudah dikerjakan! Tidak ada lagi peluang!

Jadi, peneliti membaca makalah ilmiah adalah untuk menulis dan menulis dengan baik hanya dapat dilakukan jika memiliki kemampuan membaca yang baik. Jembatan antara membaca dan menulis makalah ilmiah adalah pada tindakan membuat catatan singkat selama dan begitu selesai membaca. Dalam setiap makalah ilmiah ada banyak hal yang mungkin perlu disorot untuk pemakaian nanti seperti definisi, penjelasan dan konsep. Jika ada pertanyaan kritis, ini juga perlu ditulis agar nanti tidak lupa. Setelah selesai membaca dengan teliti, sebaiknya menulis rangkuman makalah dalam beberapa kalimat yang menguraikan kontribusi utama makalah yang baru dibaca.

Bahan Bacaan

  • D. Deb, R. Dey, V. E. Balas, Engineering Resarch Methodology: A Practical Insight for Researchers, Springer, Singapore, 2019.
  • A. M. Korner, Guide to Publishing a Scientific Paper, Routledge (Taylor & Francis Group), Oxon, 2008.
Advertisement

By Lab Elkimkor

We belong to the Department of Chemical Engineering, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia.

One reply on “Kajian pustaka dan menuliskannya dalam makalah ilmiah”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s