Oleh: Heru Setyawan
Mungkin ada benarnya pepatah “publikasikan atau binasakan (publish or perish)”. Ketika perguruan tinggi di Indonesia sebagian besar masih digolongkan sebagai “universitas pengajaran (teaching university),” penelitian dan publikasi ilmiah tidak menjadi isu penting. Hanya dengan ketekunan mengajar dan penelitian yang tidak dipublikasikan, plus melakukan pengabdian masyarakat, seorang dosen bisa menduduki jabatan fungsional Guru Besar. Masa itu sekarang telah berlalu. Untuk menjadi seorang profesor, dosen mau tidak mau harus mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal, bahkan harus ada yang di jurnal internasional bereputasi. Jadi, selain dilihat dari jumlah publikasi, kualitas makalah yang dipublikasikan juga diperhitungkan. Berlawanan dengan masa sebelumnya, ketangkasan dosen di laboratorium, keterampilan mengajarnya, dan pengetahuannya sekarang nilainya menjadi kecil. Hasil percobaan yang sangat luar biasa tidak begitu memberi keuntungan jika gagal dipublikasikan dan mencapai masyarakat yang tepat. Jadi, persiapan dan mempublikasikan makalah ilmiah sama pentingnya dengan percobaan yang diuraikan makalah yang dipublikasikan.
Mengapa mempublikasikan?
Ada banyak alasan mengapa seorang dosen/peneliti mempublikasikan penelitiannya. Mungkin karena mencari ketenaran dan kekayaan, atau mungkin agar tetap aman dalam jabatannya. Akan tetapi, satu-satunya alasan yang mungkin benar-benar tepat adalah untuk memberitahu orang lain tentang penelitiannya. Tujuan dari sebuah makalah ilmiah adalah untuk menjelaskan mengapa penelitian dilakukan, bagaimana melakukannya, apa yang ditemukan dan apa makna temuan tersebut. Penjelasan metodologi harus cukup rinci sehingga ilmuwan lain yang sebidang dapat mengulangi percobaan dengan tepat. Penelitian ini akan menjadi dasar bagi peneliti lain untuk penelitian mereka selanjutnya, dan kita juga harus menyadari, penelitian kita sekarang juga berdasarkan pada penelitian orang lain sebelumnya.

Banyak dosen ada dibawah ilusi bahwa semakin banyak makalah yang dipublikasikan, tak peduli di jurnal apapun atau bahkan di prosiding seminar asal terindeks Scopus, mereka akan lebih membuat dunia terkesan. Jawabannya mungkin “iya” jika melihat tata cara penilaian dosen/peneliti yang dilakukan oleh Sinta. Akan tetapi ini tidak selalu benar karena pengakuan kepakaran oleh ilmuwan sejawat atau sebidang tidak hanya dengan menghitung jumlah publikasi, apalagi publikasi yang bukan di jurnal ilmiah. Suatu saat ketika akan berkunjung ke Taiwan Tech, saya diagendakan untuk memberi kuliah tamu di National Taiwan University (NTU). Sebelum pihak NTU menyetujui, mereka memeriksa makalah ilmiah yang saya publikasikan dan di jurnal apa saja. Apakah termasuk jurnal Science Citation Index (SCI) atau tidak. Ini saya ketahui dari Kepala Departemen Teknik Kimia NTU yang menyampaikan hal itu pada saat memberikan sambutan pembukaan kuliah tamu yang saya berikan. Ia membacakan biodata singkat saya, terutama yang terkait dengan publikasi dan bidang penelitian saya, tanpa saya mengirimkannya.
Oleh sebab itu, sebelum melangkah lebih jauh, perlu dipikirkan masak-masak penelitian yang akan dipublikasi apakah sudah benar-benar lengkap (baca disini). Jika ingin merencanakan serangkaian percobaan yang panjang, lebih baik menunggu sampai semua percobaan lengkap dan kemudian menulis makalah utama. Makalah lengkap yang diterbitkan dalam jurnal bergengsi akan jauh lebih berharga daripada banyak makalah pendek yang menerima komunikasi yang relatif singkat. Sebaliknya, jika ada temuan menarik dan tidak diharapkan atau ada metoda baru yang dikembangkan yang akan sangat menarik dan membantu kolega sebidang, mungkin lebih baik langsung mempublikasikan makalah pendek atau “Letter to the Editor” (baca disini). Makalah yang ditulis setelah sedikit penundaan mungkin memasukkan sejumlah informasi baru yang mengesankan dan kesimpulan baru yang berharga. Ini jauh lebih baik daripada serangkaian makalah pendek yang menguraikan setiap langkah kecil sepanjang jalan menuju tujuan akhir.
Apa yang harus dipublikasikan?
Penelitian ilmiah yang dipublikasikan seharusnya hanyalah penelitian yang dapat diulangi. “Kebenaran” ilmiah sulit menghampiri dan biasanya berubah dengan waktu. Hasil yang dapat diulangi adalah hal yang terbaik bagi kebenaran ilmiah. Interpretasi hasil dapat berubah, tetapi jika hasil dapat diulangi, hasil dapat bertahan dalam interpretasi dan tetap bermanfaat dan relevan. Sebagai contoh, metoda yang kami usulkan pada tahun 2012 untuk mensintesa nanopartikel magnetite (Fe3O4) dengan elektrooksidasi besi dalam air (baca disini). Metoda sederhana ini terbukti dapat diulangi dengan baik oleh peneliti lain yang ditunjukkan dengan jumlah sitasi yang cukup banyak (lihat disini) dan banyak peneliti lain yang ikut mengusulkan mekanisme pembentukannya (lihat disini). Kami juga dapat memperbaiki lebih lanjut kelemahan metoda tersebut, yang mana proses memerlukan waktu lama dan membutuhkan besi yang relatif murni. Metoda berikutnya yang kami usulkan berhasil memperpendek waktu dari 24 jam menjadi hanya 3 jam untuk memproduksi jumlah nanopartikel magnetite yang sama dengan menggunakan besi biasa, tidak perlu murni lagi. Hasil pengembangan tersebut berhasil dipublikasikan di Chemical Engineering Science tahun 2019 dan Advanced Powder Technology tahun 2020.
Magnetite nanoparticles
Siapa yang mempublikasikan?
Sebagian besar penelitian adalah usaha kolaborasi oleh anggota dalam sebuah tim. Tim bisa meliputi dosen, mahasiswa pascasarjana, mahasiswa sarjana tingkat akhir, teknisi, laboran, atau pembimbing. Nama yang akhirnya muncul pada halaman judul naskah adalah semua anggota tim yang berkontribusi dalam melaksanakan penelitian. Tanggung jawab akhir untuk naskah umumnya jatuh pada anggota tim yang paling senior, yang akan menyetujui naskah dalam bentuk akhirnya dan mengirimkannya ke jurnal. Orang yang memiliki otoritas untuk mempublikasikan dan ‘memiliki’ hasil biasanya adalah orang yang mendapatkan dana penelitian.
Sebelum mulai menulis ada baiknya menentukan anggota tim yang menjadi ko-penulis (co-author) dan yang akan menerima ucapan terima kasih pada akhir naskah. Orang yang berhak masuk sebagai penulis adalah yang berkontribusi secara intelektual terhadap substansi makalah dan/atau yang melakukan percobaan yang akan diuraikan dalam makalah. Semua penulis yang namanya muncul dalam judul makalah harus telah berpartisipasi dalam penelitian yang diuraikan dalam makalah dan harus mampu mendiskusikannya dengan baik, dan bertanggung jawab kepada masyarakat. Urutan penulis tergantung pada adat kebiasaan suatu negara, institusi, atau bidang ilmu, tetapi pada umumnya mencerminkan kontribusi setiap penulis. Penulis yang berkontribusi paling besar, dalam hal usaha dan gagasan, ditulis di depan.
Dimana dipublikasikan?
Sebaiknya jurnal yang akan dituju sudah dipilih terlebih dahulu sebelum mulai menulis. Setiap jurnal mempunyai format yang berbeda dan biasanya bisa ditemukan di bagian “Instructions to Authors“. Jika jurnal yang dituju sudah dipilih sebelum mulai menulis, perintah khusus untuk kontribusi ke jurnal tersebut dapat diikuti ketika menyiapkan naskah untuk dikirim.
Memilih jurnal untuk publikasi hasil penelitian merupakan langkah penting pertama. Harus diingat bahwa salah satu tujuan publikasi adalah untuk mengkomunikasikan hasil penelitian yang telah dicapai kepada khalayak, terutama yang memiliki penelitian yang sebidang. Namun dalam era penelitian saat ini, beberapa bidang penelitian menjadi lebur dan tidak ada garis pembatas yang jelas antar bidang satu dengan bidang lain. Jadi intinya, memilih jurnal untuk publikasi adalah mengidentifikasi jurnal yang mungkin cocok untuk topik yang akan dipublikasikan, dan juga akan menentukan peluang naskah yang dikirim diterima untuk publikasi.
Karena penelitian yang dilakukan biasanya mengikuti dan merupakan pengembangan penelitian serupa dalam bidang yang sama, tempat publikasi untuk penelitian seperti itu mungkin sudah diketahui. Sebagai contoh, metoda yang digunakan mengikuti makalah yang dipublikasikan sebelumnya, atau hipotesa didasarkan pada kesimpulan yang telah dipublikasikan makalah lain. Ada banyak ribuan jurnal yang tersedia. Ada yang berbayar dan ada yang tidak. Beberapa pengideks jurnal terpercaya dan diakui secara global, dan juga dipakai oleh Kementerian terkait di Indonesia bisa dilihat disini. Direktori jurnal yang bersifat open access (umumnya berbayar) dapat dilihat di DOAJ (Directory of Open Access Journals).
Jika ingin mudah dan cepat, dengan banyaknya jurnal yang bisa dipilih, makalah bisa dipublikasikan ke jurnal yang “mudah” untuk ditembus. Sedikit banyak ini ada benarnya. Perusahaan yang menerbitkan jurnal ingin menghasilkan uang dengan menjual langganan ke perpustakaan atau institusi pendidikan, selain peran penting lain yang harus dijalankan oleh penerbit (baca disini). Perusahaan harus memenuhi sejumlah nomor tertentu per tahun sehingga mereka membutuhkan makalah dari peneliti. Akan tetapi lebih baik jika jurnal yang dituju pertama kali adalah jurnal yang mungkin terbaik di bidangnya.
Bahan Bacaan
Ann M. Korner, Guide to Publishing a Scientific Paper, Routledge (Taylor & Francis Group), New York, 2008.
2 replies on “Mempublikasikan makalah ilmiah”
[…] Mempublikasikan makalah ilmiah […]
[…] penelitian dilakukan, bagaimana melakukannya, apa yang ditemukan, dan apa makna temuan tersebut (disini). Jawaban dari pertanyaan pertama umumnya diuraikan dalam bagian Pendahuluan (Introduction). […]